Gaya Jilbab Fatin Perlu Ditiru Remaja Indonesia
Kak Seto Harap remaja Indonesia tiru Fatin |
Hal ini menjadi salah satu ciri Fatin. Dengan hal itu, diharapkan agar penampilan Fatin dapat mempengaruhi dan menginspirasi gaya berbusana remaja di Indonesia. Namun, gaya busana Fatin harus tetap dikemas dalam komposisi mode dan syariat (tuntunan agama), sehingga tidak menjadi suatu trend setter yang kosong, alias tidak meberikan arti apa-apa selain sebagai media promosi pengusaha butik saja.
Menurut psikolog sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi, tampilnya Fatin sebagai kontestan di X Factor menjadi suatu fenomena baru di Indonesia, karena dia mampu menarik perhatian penonton televisi namun tetap mempertahankan jati diri serta karakter yang telah dia pilih sebelum terkenal seperti sekarang, yaitu pemakaian hijab.
"Ini dapat menjadi contoh baik bagi remaja yang lain untuk menirunya, bahwa tidak selalu untuk menjadi pusat perhatian, harus berpenampilan 'heboh' yang malah cenderung melanggar norma kesopanan, adat budaya bangsa timur seperti negara kita," ujarnya.
Berjilbab, seperti Fatin ini juga bukan berarti menonjolkan suatu agama atau golongan tertentu, namun bisa dilihat dari sisi yang baik, yaitu dapat memberikan pengaruh positif kepada orang lain. "Seorang yang dikenal banyak orang, suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita akui pasti ada orang-orang yang meniru. Nah, kita harapkan ini menjadi contoh yang baik," lanjutnya.
Kak Seto juga menambahkan bahwa, tidak hanya hijab saja yang bisa menjadi identitas dari para kontestan ajang pencarian bakat seperti ini, tetapi budaya-budaya asli Indonesia pun bisa diangkat. "Mungkin aksesoris khas budaya daerah tertentu juga bisa dijadikan identitas bagi kontestan yang lain, sehingga secara otomatis juga akan dikenal banyak orang dan mengangkat nilai budaya itu sendiri," katanya lagi.
Kak Seto berharap, hijab yang Fatin kenakan sebagai identitas dirinya, dapat dikenakan walaupun nanti dirinya sudah lebih terkenal dan menjadi penyanyi profesional, sehingga dapat mendorong remaja yang lain untuk agar tetap percaya diri dengan apa yang menjadi identitas dirinya.
Selain itu maraknya kasus kekerasan terhadap wanita perlu diminimalisir dengan adanya suatu perubahan terhadap gaya busana yangg kian "minim" karena mengacu pada perkembangan model busana dari barat yang awalnya dinilai tidak sesuatu dengan tradisi timur. Namun, hegemoni dan interaksi antar budaya memudahkan orang-orang untuk mengonsumsi produk.
Pengaruh Jilbab Fatin perlu mendapatkan dukungan, apalagi memang sudah banyak komunitas yang mengajak kaum wanita untuk berjilbab atau berhijab.
Sumber : http://www.indonesiarayanews.com
0 comments: